SAMARINDA, 31 Oktober 2024 — Memperingati Bulan Bahasa di bulan Oktober ini, SMP Negeri 35 Samarinda (Stigma) mengadakan acara bertajuk Stigma Bermadihin.
Kegiatan ini digelar sebagai bentuk penghargaan terhadap bahasa dan sastra Indonesia, serta untuk melestarikan kesenian tradisional Madihin yang merupakan warisan budaya Kalimantan.
Kepala SMPN 35 Samarinda, Hj. Dini Indriani, M.Pd., menyatakan bahwa acara ini bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan siswa terhadap bahasa dan budaya lokal.
“Dengan kegiatan seperti ini, kami berharap siswa lebih mengenal dan mencintai budaya tradisional serta memaknai pentingnya bahasa dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Hj. Dini.
Acara Stigma Bermadihin dimeriahkan oleh penampilan khusus dari Pak Wahyu Nafarin, yang memperkenalkan Madihin kepada para siswa dengan gaya yang interaktif dan penuh humor.
Kehadiran Pak Wahyu memberikan nuansa tersendiri, membangkitkan semangat siswa untuk belajar dan mencintai budaya Kalimantan.
Madihin adalah kesenian tradisional khas Kalimantan Selatan yang berbentuk seni bertutur atau bercerita.
Biasanya disampaikan dalam bentuk syair atau pantun, yang diiringi alat musik tradisional seperti gendang.
Para penampil Madihin, atau “pamadhin,” seringkali menyisipkan pesan moral atau kritik sosial dengan cara yang jenaka.
Madihin tidak hanya menghibur, tetapi juga mengandung nilai-nilai kearifan lokal yang dapat memperkaya pengetahuan budaya bagi generasi muda. (Media Partner)